iklan

bagi yang ingin pasang iklan hub. afifberlian@gmail.com

Rabu, 23 Mei 2012

kutukan fir'aun

..::KUTUKAN FIR'AUN::..
1
topeng kematian inilah yang dipasangkan di kepala mumi Raja Tutankhemen


Teman-teman, ini ada suatu kisah mengenai kutukan yang mau aku ceritakan kepada kalian. Kisah Kutukan yang boleh dikatakan paling melegenda di seantero dunia, khusunya bagi orang-orang yang tertarik dan menyangkut-pautkannya dengan sihir Bangsa Mesir Kuno.Dari waktu ke waktu, Hollywood memproduksi film Curse of the Pharaohs (Kutukan Sang Fir'aun) atau Mummy. Semua film-film tersebut memiliki kepercayaan yang sama, yaitu tentang kutukan raja Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat terkenal itu. Ceritanya ,waktu makam tersebut pertama kali dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di dekat pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:
Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam Pharaoh.
Keliatannya memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang tidak terlalu lama setelah peristiwa pembongkaran makam itu terjadi.
Baik, sebelum aku menguraikan lebih jauh mengenai kutukan, ada baiknya aku ceritakan dulu siapakah sebenarnya Fir'aun Tutankhemen itu. Tutankhemen adalh raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM sampai 1339 SM. Ia masih anak-anak saat diangkat menjadi raja dan meninggal dunia pada usia yang juga masih sangat muda, 18 tahun.Tutankhamun adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 Fir'aun yang memerintah Mesir mulai dari tahun 1567 SM - 1339 SM. Dinasti ini didalamnya termasuk juga ratu pejuang Hatshepsut ( salah satu Fir'aun wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan Thutmose III, yang membawa mesir ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM.Raja Muda yang malang ini adalah putra dari Akhenaten, yang bersama ratu Nefertiti membuat revolusi di Mesir. Akhenaten merupakan raja yang mengganti pemujaan terhadap dewa-dewa Mesir kuno dengan pemujaan dewa tunggal, dan memindahkan ibukota kerajaan ke Armarna. Istri Tutankhemen adalah saudara tirinya sendiri, Ankhesenamun. Saat raja muda ini meninggal dengan sebab yang tidak diketahui dengan pasti (mungkin dibunuh), Ankhesenamun berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jendral Horemheb.
1
Makam King Tutankhamun di Lembah Raja-raja Luxor, Mesir
Ada empat Raja-raja Amarna pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga. Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18, maka raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan didepan umum. Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi makamnya dilupakan.Dan itu benar, keberadaan makam raja muda yang bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-20. Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di atas makam Raja Tutankhamun.
Dan semenjak itu, makam raja muda ini benar-benar dilupakan karena ia dulu juga bukan merupakan penguasa yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru membawa keuntungan pada 3.300 tahun kemudian, mengapa?Karena makamnya tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menjadikan makan Raja muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam raja Mesir kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak selama berabad-abad oleh para perampok.
1

Howard Carter
Pada bulan November 1922, seorang arkeolog bernama Howard Carter, telah menghabiskan tujuh tahun lamanya dan merasa frustasi mencari makam Raja Tutankhamun di lembah raja-raja, Luxor. Namun penantian selama itu ternyata tidak sia-sia baginya, setelah para pekerja menggali empat meter di bawah makam Ramses VI, dimana mereka menemukan pintu masuk pada dinding batu yang menuju lorong yang cukup besar dengan tinggi tiga meter dan lebar dua meter. Mereka membersihkan puing-puing, dan pada langkah ke-20, mereka menemukan bagian atas pintu batu yang tertutup.
Ini berita yang menggairahkan, dan Howard Carter segera mengundang orang yang telah mendanai proyeknya, Lord Carnarvon, untuk datang ke situs tersebut dalam acara pembukaan makam. Carter dan Carnarvon datang pada sore hari tanggal 24 November, ketika semua puing telah disingkirkan untuk menyingkap pintu batu yang memperlihatkan segel Raja Tutankhamun.Begitu pintu ini terbuka, diperlukan waktu dua hari kerja keras untuk membersihkan puing-puing pada tangga menurun yang lain. Kali ini mereka menemukan pintu kedua, yang memiliki segel Royal Necropolis dan Tutankhamun . Para pekerja membuat lubang pada pintu batu, dan dengan menggunakan cahaya lilin, Carter melongok ke dalam. Lord Carnarvon bertanya, Dapatkah kamu melihat semuanya? . Carter menjawab, Ya, barang-barang yang menakjubkan.
Di sana, di ruang depan, ada harta karun yang sungguh luar biasa. Bahkan ada lebih banyak lagi di ruang dalam, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk memasukinya. Lord Carnarvon sendiri yang membuka pintu dalam ini pada tanggal 17 Februari 1923. Mumi Raja Tutankhemen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti mati yang berada paling luar terbuat dari emas yang dipasang pada rangka kayu. Sementara peti mati yang paling dalam semuanya terbuat 300 pound emas murni.Didalam peti emas itu terbaring sesuatu yang lebih menakjubkan. Mumi itu ditutupi oleh topeng kematian dari seseorang raja anak laki-laki. Mumi Tutankhamun terbaring di bawah 13 lapis kain linen. Setelah Carter melepasnya, dia menemukan seuntai kalung tersembunyi didalamnya untuk mengusir iblis.
1
Peti Mati Raja Tutankhemen
1
Selama berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong mumi. Ini sangat fatal.
Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat meninggal secara mendadak. Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal karena satu sebab.... Kutukan
Lord Carvarnon meninggal pada tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan ny`muk yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian mengatakan bahwa Kutukan Fir'aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord Carvarnon . Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke alam baka dengan sebab kematian yang tak jelas.
Di tahun yang sama, seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam ini dan dianggap merupakan ulah kutukan juga. Ia adalah Pecky Callender, yang membantu Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami oleh salah seorang pengusaha kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen, George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould harus membayar mahal. Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam, dan esoknya ia meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris, ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta karun tersebut di Museum mereka!!Kembali, Kutukan Tutankhemen yang disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius. Tiga bulan kemudian, ayah Bathell, Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan, meyalahkan kutukan Tutankhemen atas kematian anaknya.
Tidak hanya berakhir disitu, saat dalam perjalan ke makam, kereta jenazah Lord Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu juga dengan salah seorang pegawai British Museum dalam bidang Egyptology. Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen diganggu. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak ilmuwan mulai menelaah kutukan fir'aun dari sudut pandang ilmiah. James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama semua orang Eropa yang hadir ketika makam Tutankhamun dibuka dan kapan mereka meninggal dunia.Pernah mendengar yang namanya tabel aktuaria? . Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi memeriksa tabel aktuari yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan dengan makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal berikutnya.
Ternyata, orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usia wajar, yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi, meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.
Penelitian lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Jadi dapat disimpulkan, kutukan itu adalah bohong/ sama sekali tidak pernah ada.
Benarkan penelitian ilmiah telah berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya?
Aku jawab, benar. Dan pelakunya sebenarnya ternyata terdapat pada dinding makam. siapa coba??? Para korban mungkin tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan ornamen-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!
Dinding-dinding itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam ditutup.Dan, pembunuh sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama aspergillus niger. Dalam makam yang hangat, bakteri yang menyerang sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu.Saat Shryl Munson , korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur itu. Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah, menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan oksigen, 10 hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti. Tim dokter berhasil menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan biopsi paru-paru Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di dalam makam Tutankhamun, terutama di dinding makam.Sheryl ternyata telah melakukan suatu hal yang sangat fatal bagi hidupnya pada saat mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding makam dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana telah menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk bermigrasi ke dalam tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi bisa fatal, baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang memotong-motong tubuh mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang terlibat. Karena peneliti bisa menghisap spora dari debu mumi.Sebaliknya, peneliti bisa memberikan bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang bisa mengakibatkan pembusukan.
Walaupun sudah mati selama ribuan tahun, mumi hidup bersama bakteri. Beberapa tak berbahaya, namun beberapa lagi sangat mematikan. Tidak memakai pelindung saat bekerja dengan mumi, akan sangat rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang terjadi pada Carter dan orang-orang disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap mumi Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat mata. Parahnya, pada saat otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari. Jadi mungkin terjadi persilangan kerusakan antara para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung seperti Carter yang tidak terinfeksi bakteri ini.
1
Mumi King Tutankhemen yang telah disatukan kembali
Darimakah asal mula kutukan itu?
Kutukan dipopulerkan oleh film Hollywood, namun tampaknya berasal dari buku fiksi. Salah satu kemungkinannya adalah cerita pendek berjudul Lost in a Pyramid: The Mummy's Curse, yang ditulis oleh Lousia May Alcott pada tahun 1860.Kemungkinan lain adalah cerita yang ditulis oleh pelukis Amerika, Joseph Smith (1863 - 1950). Ia menceritakan kutukan yang menimpa mertua Tutankhamun, Raja Akhenaton. Takhta diberikan kepada anak perempuan ketig` setelah Raja Akhenaton meninggal. Ketika Tutankhemen menikah dengan anak perempuan ketiga ini, takhta kerajaan diberikan kepadanya. Raja Akhenaton tidak disenangi para pendeta, karena ia telah mencampuri urusan agama mereka. Ia menyatukan ratusan dewa menjadi satu dewa, Ra, Dewa Matahari.
Setelah Akhenaton meninggal dunia, para pendeta membalas dendam dengan mengutuk jiwa dan raganya mengembara secara terpisah di ruang angkasa dan tak pernah baersatu menuju keabadian . Namun kutukan ini bukan ditujukan kepada Tutankhemen. Keplala pendeta, Ay, mengambil tkhta ketika Tutankemen meninggal. Dan ada spekulasi bahwa ia-lah yang sebenarnya berada dibalik kematian misterius raja muda ini.
"Barangsiapa menyentuh makamku, ia akan menjadi makanan buaya, kuda nil dan singa..."

Kalimat di atas merupakan kutukan yang dipahatkan dalam makam Firaun (pharaoh) di Mesir. Memang tidak seorang pun penggali makam raja-raja Mesir yang akhirnya mati dimakan buaya, kuda nil atau singa. Namun cerita mengenai kematian misterius bangsawan-bangsawan Inggris yang memasuki makam Raja Tutankhamun pada tahun 1920-an bukan hal yang asing lagi.

Benarkan mereka mati karena melanggar peringatan di pintu makam sehingga terkena kutukan sang Firaun? Entahlah. Yang jelas untuk menjelaskan fenomena tersebut, para peneliti di Mesir berniat mengungkapkan misteri kutukan dan kematian di atas melalui pendekatan ilmu pengetahuan.

Zahi Hawass, pimpinan urusan sejarah di Mesir mengungkapkan bahwa penelitian akan dilakukan terhadap makam-makam yang belum dibongkar, guna menyelidiki adanya materi, gas atau kuman-kuman berbahaya. Dugaan awal, kematian pada tahun 1920-an mungkin disebabkan karena hal-hal tersebut, bukan karena kutukan.

"Dalam salah satu penggalian, saya menemukan teks yang berbunyi siapapun yang menyentuh makam ini, akan mati dimakan buaya, kuda nil dan singa. Namun hal itu tidak berarti akan terjadi," ujar Hawass. "Nah, kami ingin membuktikan secara ilmu pengetahuan, bahwa bila Raja Mesir meletakkan kutukan pada makamnya, tidak berarti mereka bisa mencelakakan orang yang membuka makam pada saat ini."


Misteri Kutukan

Ketika Lord Carnarvon, bangsawan Inggris yang membiayai penggalian makam Tutankhamun, meninggal 5 April 1923 atau tujuh minggu setelah ia memasuki makam, cerita mengenai kutukan Firaun segera merebak. Orang-orang menghubungkan kematian itu dengan kutukan di makam yang berbunyi: "Kematian akan mendatangi mereka yang mengganggu tidur Firaun."

Carnarvon sesungguhnya mati karena infeksi. Dua minggu setelah masuk makam keramat Raja Tutankhamun, raja muda yang memerintah Mesir lebih dari 3.000 tahun lalu, Carnarvon digigit nyamuk. Lukanya menjadi infeksi setelah teriris pisau cukur. Kondisi itu membuatnya lemah dan akhirnya meninggal di usia 57 tahun.

Keyakinan akan adanya kutukan makin menjadi-jadi setelah kematian-kematian lain yang menyusul Carnarvon, semuanya dihubungkan dengan Tutankhamun. Arthur Maze, seorang arkeolog dalam ekspedisi, meninggal di hotel yang sama dengan tempat carnarvon tewas. Ia diduga meninggal karena terlalu capai, hingga koma dan tidak bangun lagi.

Archibald Reid, ahli radiologi dalam ekspedisi, meninggal setelah kembali ke Inggris, sementara teman dekat Carnarvon yang juga pergi ke Mesir, George Gould, meninggal karena demam tinggi. Menyusul kemudian adalah sekretaris pribadi Carnarvon, Richard Bethell, yang tewas karena serangan jantung, empat bulan setelah masuk makal.

Peristiwa aneh lain terjadi di dekat makam, terhadap burung kenari milik Howard Carter, pimpinan ekspedisi. Burung itu ditelan seekor ular kobra pada hari peneliti membuka makam. Orang yang mengetahui peristiwa tersebut kemudian menghubungkannya dengan Tutankhamun, yang seperti Firaun lain, selalu digambarkan menggunakan hiasan kepala berbentuk ular kobra.

Namun begitu, bila kematian mereka benar-benar berhubungan dengan Tutankhamun, maka ada beberapa hal janggal yang tidak mendukung adanya kutukan. Howard Carter, pemimpin ekspedisi dan penemu makam, seharusnya menjadi orang yang paling diburu kutukan. Namun ia tetap hidup hingga Maret 1939, pada usia 65 tahun atau 17 hampir tahun setelah memasuki makam. Padahal selama satu dekade ia bekerja di makam itu.

Sementara itu, Lady Evelyn Herbert, putri Lord Carnarvon dan salah satu orang yang pertama kali memasuki makam, meninggal tahun 1980 pada usia 79 tahun. Masih ada lagi Harry Burton, fotograferekspedisi yang mengambil gambar-gambar makam, meninggal tahun 1940.

Sedangkan Dr D. E. Derry, orang yang melakukan otopsi terhadap mumi Tutankhamun, masih hidup hingga tahun 1969. Seandainya kutukan itu benar ada, barangkali setelah Carter, Derry-lah yang seharusnya mati karena ia menodai tubuh Firaun.

Kuman atau gas berbahaya?

Karena waktu dan penyebab kematian yang berbeda, banyak orang akhirnya meragukan adanya kutukan. Kematian massal dalam suatu makam, secara ilmiah dan banyak diungkapkan dalam teori, hanya mungkin terjadi bila ada gas atau kuman berbahaya dalam makam. Oleh sebab itu salah satu porsi penting dalam penelitian adalah pencarian kuman-kuman berbahaya yang mungkin berkembang selama berabad-abad dalam sisa-sisa tubuh manusia yang dimumikan.

Para ilmuwan sendiri menduga kematian beberapa orang yang memasuki makam lebih disebabkan oleh penyakit yang dibawa dari kuman-kuman dalam makam daripada karena kutuk. "Untuk meyakinkannya, kami akan memulai penelitian segera terhadap makam-makam yang belum terbuka. Mungkin kami bisa menemukan jawabannya," papar Hawass.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar